Perbedaan Umpama dan Umpasa Batak Toba dan Contohnya

Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat, dan budaya yang sangat beragam. Salah satunya adalah suku Batak Toba. Jika anda seorang suku Batak Toba, maka tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah umpama dan umpasa. Nah, sebenarnya apa sih perbedaan umpama dan umpasa dalam suku Batak Toba?.

Perbedaan ni umpama dohot umpasa memang sering disalah artikan oleh anak muda sekarang ini. Namun sebenarnya tidak terlalu susah, karena ini juga terdapat dalam pelajaran bahasa Indonesia. Hanya saja saat ini kita sedang membahas untuk versi bahasa Batak Toba.

Perbedaan umpama dan umpasa bisa kita ibaratkan antara peribahasa dan puisi. Ya, kita semua tentu sudah mempelajari peribahasa dan puisi dalam pelajaran bahasa Indonesia, bahkan sejak masih Sekolah Dasar.

Perbedaan Umpama dan Umpasa

Pengertian umpama adalah pantun dalam suku Batak Toba yang juga kita pelajari dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Pantun pada umumnya menggunakan sajak AABB, ABAB, dan lain sebagainya.

Demikian juga dengan umpama batak, biasanya tetap menggunakan sajak tersebut. Menggunakan umpama seringkali kita temui pada saat sedang ada acara adat Batak Toba. Mulai dari adat anak lahir hingga adat pada saat seseorang meninggal.

Sama seperti pantun dalam bahasa Indonesia, kita juga sering mengucapkan umpama untuk memberikan nasehat ataupun memberikan semangat. Memberikan ucapan umpama tidak dibatasi usia, bisa disebutkan siapa saja, namun tentunya melihat proporsi posisi dalam adat tersebut.

Sementara umpasa adalah peribahasa atau pepatah. Kita bisa menjumpainya dalam pelajaran bahasa Indonesia. Nah, disini sudah sangat jelas terlihat apa perbedaan umpama dan umpasa.

Umpasa bisa digunakan oleh siapa saja. Namun pada umumnya, para orang tualah atau yang lebih tua kepada yang lebih mudah, yang sering menggunakan umpasa untuk memberikan nasehat, restu, bahkan juga teguran.

Namun alih – alih menggunakan kata secara langsung, peribahasa atau umpama seringkali menggunakan kata yang memiliki arti tersembunyi. Karena itulah makanya disebut sebagai peribahasa atau pepatah.

Salah satu peribahasa dalam pelajaran Bahasa Indonesia adalah “Air beriak tanda tak dalam”. Dalam peribahasa ini bukan berarti jika kita sedang membicarakan air, namun hanya cara penyampaiannya saja yang lebih halus.

Peribahasa diatas mengandung arti “orang yang banyak bicara biasanya kurang ilmunya”. Jika menggunakan kata tersebut tentu akan terkesan kasar atau berpotensi membuat orang tersinggung dengan mudah.

Nah, untuk memperhalus bahasa tersebut, kita bisa menggunakan peribahasa atau dalam bahasa Batak Umpasa. Tujuannya adalah tentu saja memberikan teguran, namun dengan cara yang lebih halus dan berkelas.

Contoh Umpama dan Umpasa Batak Toba

Sebelumnya kita sudah membahas mengenai perbedaan umpama dohot umpasa. Jika kita mengartikannya dalam bahasa Indonesia, maka perbedaannya adalah antara peribahasa dan puisi. Tentu tidak akan susah membedakan kedua karya sastra tersebut.

Jika anda sering mengikuti adat Batak Toba, tentu sudah tidak asing lagi dengan contoh umpama ataupun contoh umpasa Batak Toba. Menurut saya pribadi, umpama dan umpasa Batak Toba terbilang sangat enak didengar.

Dibawah ini adalah contoh umpama Batak Toba dan artinya.

Otik sibutong – butong, godang si pir ni tondi
Otik so sadia sipanganon on
Asa pamurnas ma tu daging saudara tu bohi
Palomak imbulu, paniang holi – holi.

Artinya, Kiranya makanan yang kami berikan menguatkan, kekuatan baru bagi tulang, sekaligus menyegarkan serta memperlincah badan.

Lantas, bagaimana dengan umpasa?. Nah dibawah ini adalah contoh umpasa Batak Toba dan artinya.

1. Dijolo raja sieahan, dipudi raja sipaiomaon. Artinya, kita harus menghormati orang tua dan raja.

2. Pitu batu martindi, sada do siaton nadokdok. Artinya, anak sulung akan tetap menjadi orang tua bagi saudara – saudaranya ketika orang tua sudah tiada dan menjadi tulang punggung.

3. Jujur do mula ni bada, bolus do mula ni dame. Artinya, jangan mengungkit kesalahan orang lain, itu akan menimbulkan perpecahan. Sebaliknya ikhlaskanlah kesalahan orang, maka damai akan menjadi milikmu.

4. Sungkunon poda natua – tua, sungkunon gogo na umposo. Artinya, semua memiliki tanggung jawab masing – masing, baik orang tua maupun anak muda.

Penutup

Sebagai bangsa Indonesia yang kaya akan suku, adat, dan budaya, memang tidak mungkin bagi kita untuk mempelajari semuanya. Namun alangkah baiknya jika kita bisa mengetahui adat dan budaya suku kita sendiri.

Jika kita merupakan suku  Batak Toba, maka perlu sekali adanya mempelajari adat dan budaya suku kita sendiri. Ada sangat banyak, umpama dan umpasa hanyalah secuil saja dari sekian banyak ragam budaya Batak Toba.

Akhir kata, tetap pertahankan adat dan budaya kita masing – masing. Namun di lain sisi, kita juga harus tetap mempertahankan kesatuan dan persatuan sebagai satu kesatuan, yakni Indonesia. Sekian dulu pembahasa kita kali ini mengenai perbedaan umpama dan umpasa Batak Toba.

Tinggalkan komentar