Perbedaan Puisi dan Puitis yang Jarang Disadari

Mungkin banyak orang yang berpikir jika keduanya sama. Namun jika kita mempelajari dengan lebih detail, tentu keduanya sangatlah berbeda, walaupun memang masih berada dalam ruang lingkup sastra dan literasi. Namun apa sih perbedaan puisi dan puitis yang kita sendiri mungkin jarang menyadarinya?.

Disaat seseorang merangkai berbagai kata indah untuk menggombal gebetan, kita mungkin akan memberikan penilai dan mengatakan “puitis”. Ya, kata puitis bisa kita pergunakan untuk memuji orang lain. Namun tentu saja, kita tidak bisa menyebut kata – kata gombalannya dengan puisi.

Dari kasus diatas, sudah jelas jika keduanya memang berbeda dan tidak bisa disamakan. Untuk lebih simpelnya, puisi itu adalah karya berupa kata – kata indah yang dirangkai. Sementara puitis adalah kata sifat yang kita gunakan untuk menggambarkan kata – kata indah yang menyerupai puisi.

Apa Perbedaan Puisi dan Puitis?

Puisi adalah salah satu karya sastra yang gaya bahasanya sangat ditentukan oleh irama serta penyusunan lirik dan bait. Jadi disini sangat jelas jika puisi itu adalah karya sastra atau kata benda. Sementara puitis?, jelas itu bukanlah kata benda.

Mulai dari jenjang pendidikan Sekolah Dasar, tentu kita sudah mempelajari puisi. Bahkan tidak jarang juga guru menyuruh kita untuk membacakan puisi. Misalnya saja membacakan puisi guru pada saat peringatan Hari Guru. Membacakan puisi perjuangan pada saat peringatan HUT RI.

Membacakan puisi berarti kita membacakan karya – karya sastra berupa kata demi kata, bait demi bait yang semuanya disusun berdasarkan emosi dan perasaan sehingga menghasilkan sebuah karya yang indah.

Sementara puitis?, merupakan kata sifat yang menggambarkan sebuah lirik itu mirip atau memiliki keindahan seperti puisi. Disini terlihat sangat jelas terlihat perbedaan antara puisi dan puitis. Namun untuk mempermudahnya, maka saya akan memberikan satu buah contoh.

Misalnya di sekolah, si Budi jatuh cinta pada seorang gadis cantik bernama Rini. Budi berencana mengutarakan perasaannya pada Rini dengan berusaha merangkai berbagai kata indah sebagai bahan gombalan nantinya.

Kebetulan sedang peringatan Hari Guru, Rini ditunjuk guru untuk membacakan puisi ke depan lapangan. Disini jelas jika Rini membacakan puisi tentang guru dan puisi yang dibacakan kita sebut saja hasil karya Rini sendiri.

Sehabis upacara peringatan Hari Guru, Budi berusaha mengejar Rini, lalu tiba – tiba berlutut di depan Rini sambil menggenggam sekuntum bunga sambil berkata:

“Indahnya wajahmu bagaikan rembulan malam,
Memberikan kenyamanan namun tidak bisa kugapai”.

Apakah Budi sedang membacakan puisi?, tentu saja tidak, dia itu sedang menggombal Rini. Tapi apakah kalimat Budi terasa puitis?, tentu saja iya. Walaupun bukan puisi, namun kata – kata romantisnya memang sangat puitis.

Kesimpulannya, jika puisi adalah hasil karya berupa lirik demi lirik yang indah, maka puitis adalah kata sifat untuk susunan kata yang mirip dengan puisi.

Tinggalkan komentar